a.
SDM Bagi Organisasi Kewiraswastaan
Sumber daya manusia (SDM)
adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari
sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci
yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia
yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak, pemikir dan perencana
untuk mencapai tujuan organisasi itu. Berikut merupakan langkah-langkah
penyediaan SDM:
1.
Recruitment (penarikan tenaga kerja) yaitu, perusahaan mencari calon
karyawan yang sekiranya memenuhi persyaratan dan standar untuk perusahaan
mereka.
2.
Seleksi, prosesnya hampir sama dengan recruitment,akan tetapi proses
seleksi yaitu perusahaan sudah mulai memilih dan menetapkan pelamar mana yang
cocok untuk dijadikan karyawan mereka.
3.
Pelatihan,yaitu para karyawan yang baru bergabung di suatu perusahaan
diberikan suatu pembelajaran dan bimbingan atau disebut training guna
mengetahui prosedur dan cara kerja dalam perusahaan tersebut
4.
Penilaian hasil kerja, disini perusahaan sudah memberikan penilaian
terhadap setiap karyawannya berdasarkan kinerja mereka selama bergabung di
dalam perusahaan tersebut.
Motivasi berwiraswasta
adalah dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk memulai mengaktualisasi
potensi diri dalam berfikir kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk baru
dan bernilai tambah guna kepentingan bersama. Wiraswasta akan muncul ketika
seseorang berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Membuat
seseorang menjadi berani mengembangkan usaha dan idenya melalui motivasi
berwirausaha yang kuat. Dua hal tersebut harus saling berhubungan agar tercipta
wirausaha yang kuat dan tangguh serta berkualitas.
Selain memiliki motivasi,
seorang wiraswasta juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar
dapat menjalin hubungan yang baik pula dalam menjalankan usahanya. Berikut
merupakan bentuk komunikasi yang bisa dilakukan seorang wiraswasta dalam
kehidupan sehari-harinya:
1.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal meliputi Symbol atau pesan yang menggunakan satu kata
atau lebih, dari semua interaksi yang disadari termasuk dalam kategori
disengaja yang dilakukan dengan sadar ke orang lain baik itu menggunakan lisan.
Bahasa juga digunakan dalam kode verbal dan dapat didifinisikan sebagai
perangkat simbol, dengan aturan dan yang mengkombinasikan simbol-simbol
tersebut, yang digunakan dalam memahami suatu komunitas-komunitas.
2.
Komunikasi non verbal
Komunikasi nonverbal adalah semua komunikasi yang tidak menggunakan
kata-kata. Komunikasi ini mencangkup semua rangsangan kecuali ransangan verbal
dalam suatu sistem komunikasi, yang bagi pengirim atau penerima, dan kita
mengirim pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna
bagi orang lain.
Pengembangan SDM merupakan
sebuah upaya yang dapat dilakukan untuk membentuk dan menghasilkan manusia
berkualitas yang memiliki kecakapan, kemampuan serta loyalitas dalam
melaksanakan pekerjaannya di sebuah perusahaan. Strategi pengembangan SDM
sangat perlu dilakukan mengingat di era teknologi saat ini banyak perusahaan
yang saling bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja berkualitas. Berikut
merupakan perencanaan program pengembangan SDM:
1.
Menentukan kualitas karyawan.
2.
Menjamin ketersediaan karyawan di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang.
3.
Meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan tugas-tugas
pekerjaan.
4.
Memudahkan proses koordinasi untuk meningkatkan kinerja karyawan secara
optimal.
5.
Menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan karyawan.
6.
Menjadi sebuah acuan dalam pelaksanaan tugas-tugas pekerjaan yang
menyangkut ketenagakerjaan.
7.
Menjadi suatu pedoman dalam menentukan program perekrutan, penyeleksian,
dan kedisiplinan karyawan.
8.
Menjadi sebuah landasan dalam pelaksanaan penilaian karyawan.
b.
Mengetahui Jiwa Kepemimpinan dalam Tim Kerja yang Efektif
Kepemimpinan adalah suatu
kegiatan mempengaruhi orang lain agar diarahkan untuk mewujudkan tujuan
organisasi.” “kepemimpinan merupakan perilaku seseorang individu dalam memimpin
kegiatan dalam sebuah organisasi atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama (shared
goal).”
Seseorang
yang bekerja dalam sebuah tim harus memiliki dedikasi, ketekunan, daya nalar
dalam peran anggota tim ia berada. Dedikasi adalah sebuah pengorbanan tenaga,
pikiran, dan waktu demi keberhasilan sebuah tim dan kepentingan Bersama.
Ketekunan adalah kemampuan seseorang untuk bertahan di tengah tekanan dan
kesulitan. Sedangkan daya nalar dalam peran anggota tim adalah sebuah kemampuan
seseorang dalam mengetahui posisi dimana dia berada dalam sebuah tim sehingga
dia dapat melakukan sesuatu yang baik sesuai perannya dalam sebuah tim demi
kepentingan tim tersebut dapat berjalan dengan baik.
Pemimpin yang baik tidak
hanya menggunakan komunikasi untuk menginspirasi orang dengan sebuah visi dan
menanamkan nilai-nilai yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, namun
mereka juga berkomunikasi untuk membantu orang memahami tujuan kerja mereka
yang lebih besar (menemukan makna). Cara
agar pemimpin dapat berkomunikasi effektif dengan pekerja adalah:
1.
Mengajukan pertanyaan dan secara aktif mendengarkan orang lain untuk
memahami sikap dan nilai, kebutuhan, tujuan dan keinginan pribadi mereka;
2.
Menetapkan agenda untuk percakapan dengan menggaris bawahi tema utama
yang terkait dengan keberhasilan organisasi;
3.
Memilih jalur komunikasi yang tepat dan memfasilitasi dialog.
Seorang pemimpin juga harus
mempunyai kemampuan manajemen konflik yang baik agar dapat menyelesaikan semua
masalah yang akan dihadapinya dengan baik dan benar. Sebuah konflik yang kecil
dapat menjadi besar apabila tidak ditangani dengan manajemen konflik yang baik
dari atasan. Maka dari itu berikut merupakan strategi manajemen konflik, yaitu:
1.
Pengenalan
Sebelum masuk lebih dalam ke konflik yang sedang terjadi, terlebih
dahulu Anda harus tahu akar atau awal mula konflik terjadi dan juga harus tahu
keadaan sekitar ketika konflik belum dan sedang terjadi. Dengan melakukan ini,
Anda akan memeroleh informasi awal terjadinya konflik.
2.
Diagnosa
Jika sudah mendapat informasi yang ingin diperoleh seperti siapa saja
yang bekonflik, apa konflik yang dipermasalahkan, awal mula terjadi konflik.
Langkah selanjutnya adalah memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan
konflik tersebut.
3.
Menyepakati Solusi
Jika sudah memikirkan solusi yang tepat, langkah berikutnya adalah
menyepakati solusi yang dirasa paling tepat untuk mengakhiri konflik.
Sebaiknya, solusi yang digunakan tidak berat sebelah dan juga harus ada pihak
penengah.
4.
Pelaksanaan
Setelah solusi disepakati bersama, maka langkah selanjutnya adalah semua
pihak harus melaksanakan serta menerima solusi yang telah disepakati.
Kesepakatan yang diambil sebaiknya tidak merugikan salah satu pihak dan
diharapkan tidak menimbulkan konflik lagi kedepannya.
5.
Evaluasi
Setelah konflik selesai, lakukanlah evaluasi bersama-sama. Musyawarah
kan hal-hal yang bisa menghindari konflik lagi ke depannya. Evaluasi dilakukan
bertujuan untuk untuk tidak mengulangi kesalahan atau konflik yang pernah
terjadi.
c.
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat. Berikut merupakan kode etik dalam berbisnis yang baik:
1.
Menentukan Prioritas untuk Membangun Budaya Perusahaan.
2.
Meminta Masukan atau Umpan Balik dari Para Karyawan.
3.
Melarang Adanya Beberapa Tindakan Tertentu.
4.
Jangan Langsung Menggunakan Bantuan Pengacara untuk Menyusun Kode Etik
Bisnis Anda.
5.
Jangan Memusingkan Hal-Hal Kecil yang Sepele.
6.
Tunjuk Petugas Kepatuhan yang akan Bertanggung Jawab terhadap Penerapan
Kode Etik Bisnis Anda.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar